BISNIS YANG MUSTAHIL RUGI
November 16, 2017
Kehidupan merupakan anugerah
Allah SWT. yang luar biasa, dengan kehidupan kita bisa menikmati beragam cita
rasa, warna warni, pernak pernik semesta bisa dirasakan, bergaul, berkomunikasi
dan berjalan menuju kebaikan bisa ditempuh dengan kehidupan. Namun tidak bisa
kita pungkiri bahwa dengan kehidupan bisa juga mengantarkan seseorang ke jalan
yang tidak baik.
Berbicara tentang kehidupan, kehidupan terbagi
menjadi tiga fase. Fase yang pertama adalah fase awal mula manusia sebelum
dilahirkan ke bumi, yaitu kehidupan dalam rahim ibu, fase yang kedua yaitu
kehidupan manusia setelah dilahirkan kedunia, dan fase ketiga merupakan
kehidupan terakhir manusia, yaitu kehidupan di akhirat kelak.
Pada fase pertama kehidupan
manusia, dimana janin yang ada dalam rahim ibu, ditiupkan ruh kepadanya
sehingga janin tersebut bisa hidup. Pada fase ini manusia (yang masih berupa
janin) masih belum mengenal keindahan dunia dan belum mengenal rasa, namun
dengan pertolongan Allah SWT. Janin tersebut bisa hidup dan lahir kedunia.
Pada fase kedua, manusia
dilahirkan kedunia, melihat keindahan dunia yang sangat menggiurkan, penuh
dengan rasa, suka-duka, panas-dingin, malam-siang, gelap-terang dan sebagainya.
Dengan gemerlap dunia yang begitu indah terkadang membuat lupa bahwa masih ada
kehidupan pada fase yang terakhir.
Hidup di dunia bagaikan
bercocok tanam, hidup didunia adalah ladang amal manusia, siapa yang memiliki
amal baik selama hidup di dunia kelak ia akan memetik buah kebikannya di
akhirat, dan barang siapa yang menanam keburukan ia akan mendapatkan balasannya
di akhirat nanti. Dalam bahasa lain “Hidup di dunia ini bagaikan
berbisnis/berdagang”, siapa yang pandai memanfaatkan hidupnya di jalan kebaikan
kelak ia akan mendapakan keutungan berupa Surga, sedangkan yang tidak bisa
memnfaatkan kehidupannya di jalan kebaikan dia akan mendapatkan kerugian berupa
Neraka. Kehidupan disini digambarkan seperti Bisnis, karena dalam berbisnis dibutuhkan
modal, usaha dan kerja keras. Dan hasil yang dicapai dari bisnis ini
digambarkan dengan “Untung dan Rugi”, untung artinya akan masuk surga,
sedangkan rugi akan mendapat balasan di neraka.
Dalam Al qur’an Allah
berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang
selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan
terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi. {QS. Faatir:29}
Dalam ayat ini dijelaskan, selain melakukan
amal baik/shaleh di dunia, ada beberapa amal/pekerjaan yang bernilai ibadah dan
yang melakukaannya seperti orang yang berbisnis tidak akan rugi, amal ini
(bisnis) bukanlah seperti halnya bisnis dalam urusan dunia -berdagang-.
Berdagang/berbisnis dengan modal uang yang banyak, usaha yang keras namun
mungkin bisa mendapatkan hasil atau bisa saja rugi. Bisnis yang dimaksud disini
adalah bisnis yang tidak akan pernah rugi yaitu bisnisnya orang-orang yang
beriman kepada Allah SWT. Bisnis/perniagaan yang tidak akan pernah rugi
tersebut adalah :
Pertama: Membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dinilai
sebagai ibadah dan mendapatkan pahala, hal ini sangat berbeda dengan
ibadah-ibadah lain seperti berdo’a. dalam berdo’a apabila menggunakan bahasa
arab umpamanya sementara orang berdo’a tersebut tidak mengetahui artinya maka
do’anya tersebut tidak bernilai pahala. Berbeda dengan al-Qur’an, meskipun
tidak mengetahui makna dan arti dari Al-Qur’an yang dibaca maka ia tetap
mendapatkan pahala. Selain itu Rasulullah bersabda :
“Bacalah Al-Qur’an karena Al-Qur’an akan datang
pada hari kiamat kelak memberikan syafaat kepada ahlinya” (HR Muslim dari Ummah al-Bahili).
Abdullah bin Mas’ud ra. berkata: “ Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan
dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam
satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Al-Qur’an adalah firman Allah,
Wahyu yang diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia, tanpa Al-Qur’an hidup
manusia akan sesat dan dalam kekacauan karena hidup manusia tanpa aturan.
Al-Qur’an menjadi obat bagi manusia, Al-Qur’an menjadi cahaya penunjuk jalan
kehidupan gelap manusia menuju jalan kebenaran dan kebaikan, dan banyak sekali
keutamaan dalam membaca Al-Qur’an, hal itu dijelaskna dalam al-Qur’an maupun
dalam hadits dan tidak dijelaskan dalam buletin ini.
Kedua: Mendirikan Shalat. Melaksanakan
Shalat yang dimaksud disini adalah melaksanakan Shalat Wajib dan juga
diperbanyak dengan melaksanakan Shalat Sunnah. Shalat merupakan ritual
sakral, ibadah yang paling baik diantara ibadah-ibadah lainnya. Ibadah yang
behubungan langsung dengan sang pencipta, sang penguasa alam. Diantara keuatamaan
shalat adalah dengan shalat akan menjauhkan diri dari sesuatu yang keji dan
munkar, dalam Al-qur’an yang artinya: Dirikanlah Shalat, sesunguhnya shalat
akan mencegah perkara yang keji dan perkara yang mungkar.{QS. Al-Ankabut :
45}.
Rasulullah SAW. Bersabda : “Shalat
yang lima waktu, shalat Jum’at sampai jum’at lagi, puasa Ramadlan sampai bulan Ramadlan lagi akan
menghapus dosa yang terjadi diantara waktu tersebut”.{HR. Muslim}. Selain
keutamaan tersebut masih banyak keutamaan lain dari melaksanakan Shalat yang dijelaskan
dalam Al-qur’an maupun Hadits namun tidak dijelaskan dalam buletin ini.
Ketiga : Berinfaq atau bersedekah secara diam-diam atau dengan terang
terangan. Bersedekah dengan cara diam-diam maksudnya bersedekah sekiranya tidak
ada orang tahu, sehingga hanya Allah yang tahu dan pahalanya langsung dari
Allah, sedangkan secara terang terangan artinya bersedekah sementara banyak
orang yang tahu, hal ini dilakukan apabila tidak dihawatirkan terjadi Riya’ (ingin
dipuji orang lain), apabila dihawatirkan terjadi Riya’ maka hendaklah memberi
sedekah secara diam-diam saja.
Begitu banyak pahala dan keutamaan
dari infaq dan sedekah, dan telah dijelaskan pada Buletin At-tabayyun ini pada
edisi perdana. Semoga kita semua termasuk orang-orang tergolong dalam firman
Allah “Yarjuuna Tijarotan Lan Tabur (Orang yang berbisnis tidak pernah
rugi)”. Amin. (Buletin Tabayyun)
0 komentar
KAMI MENGABDI TANPA BATAS MELAYANI DENGAN IKHLAS
PRINSIP KERJA KAMI: JUJUR. GIAT. IKHLAS