RAMADHAN KAREEM
Mei 18, 2018

Pertama : Bulan diturunkannya al-Qur’an, bulan
Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an (Bulan Al-Qur’an), Allah SWT. memuliakan
dan memilih bulan Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an. Dalam
al-Qu’an : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi
manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil). (QS. Al-Baqarah :185), maka dari itu, di bulan
Ramadhan ini dianjurkan untuk mengagungkan Ramadhan dengan selalu menyibukkan
diri dengan membaca al-Qur’an, Sebagimana Allah SWT. dan Nabi Muhammad SAW.
Mengagungkan Ramadhan dengan Al-Qur’an.
Kedua : dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu
neraka dan Syaitan dibelenggu (HR. Bukhari Muslim), Pintu surga dibuka sebagai
petanda kesenangan surga yang akan banyak orang yang berbuat ibadah (Shalat,
Zakat, Puasa, dan kebaikan lainnya) akan menempatinya, pintu neraka ditutup
sebagai petanda bahwa sedikit orang mukmin yang melakukan Maksiat di Bulan
Ramadhan. Syaitan dibelenggu dan tidak diberi kesempatan untuk mengganggu orang
mukmin yang sedang berpuasa.
Ketiga : Dosa-dosa diampuni dan berlipat gandanya
pahala kebaikan, Rasulullah bersabda : “ barangsiapa yang berpuasa Ramadhan
dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa - dosanya yang
telah lalu “ ( HR: Bukhari dan Muslim ), “Setiap amalan kebaikan yang
dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang
semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang
akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan
karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu
kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.
Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau
minyak kasturi” (HR. Muslim)
Keempat : Lailatul Qadr (malam kemuliaan) adalah
suatu malam diantara malam-malam di bulan Ramadhan, yang mana malam tersebut
memiliki banyak sekali keberkahan dan kemuliaan, bahkan satu malam tersebut
lebih baik dari seribu bulan. Dan pada malam keberkahan tersebut al-Qur’an diturunkan
:“ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik
dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)
Kesejahteraan sampai terbit fajar “ ( Al Qadr : 1-5 )
Kelima : Bulan penuh berkah, Rasulullah bersabda :
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah“ (HR : An
Nasai), bulan Ramadhan merupakan bulan keberkahan dimana amal baik akan
dilipatgandakan pahalanya, dan do’a-do’a orang muslim pada siang dan malam
bulan Ramadhan dikabulkan.
Dari
beberapa keutamaan bulan Ramadhan ini marilah kita laksanakan puasa dan ibadah
lainnya dengan penuh khidmat dan kesungguhan, dengan harapan kita akan
mendapatkan Title yang telah Allah sebutkan dalam al-Qur’an yaitu “Taqwa”, dan
semoga kita bisa memanfaatkan Bulan Ramadhan dengan menyibukkan diri dengan
memperbanyak ibadah dan kebaikan-kebaikan sehingga kita bukan termasuk orang
yang menyesal di kemudian hari karena telah menyia-nyiakan bulan yang penuh
berkah dan ampunan.
Dalam
al-Qur’an : “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian
bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka, barang siapa di
antara kalian sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib
berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Wajib
bagi orang-orang yang berat menjalankannya, (jika mereka tidak berpuasa),
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang
mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati, itulah yang lebih baik baginya.
Berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Oleh
karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa yang sakit
atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari
yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Hendaklah kalian
mencukupkan bilangan (bulan) itu dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian supaya kalian bersyukur.”
[Al-Baqarah: 181-185]
Ayat
tersebut menunjukkan dasar kewajiban Puasa Ramadhan bagi umat Muslim, dan
tujuan pelaksanaan puasa adalah untuk mencapai ketakwaan. Namun terkadang dalam
puasa ini masih ada orang yang berpuasa hanya
mendapatkan lapar dan haus namum tidak
mendapatkan pahala puasa.
Dalam sebuah
Hadits : “Betapa banyak orang berpuasa namun balasan dari puasanya hanyalah
lapar dan dahaga semata. Dan betapa banyak orang melakukan shalat malam
(tarawih dan witir) namun balasannya dari shalatnya hanyalah begadang menahan
kantuk semata.” (HR. Ahmad). Semoga kita tidak termasuk dalam golongan yang
disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam tersebut.
Imam Ghazali
dalam Ihya’ menyebutkan macam-macam tingkatan orang berpuasa, tingkatan
tersebut adalah puasa orang awam (Shaumul ‘Aam), puasa khusus (Shaumul Khusus) dan puasa sangat khusus (Shaumul Khususil
Khusus).
Pertama, Puasanya orang awam adalah menahan perut
dan kemaluan dari menunaikan syahwat. Maksudnya, puasa umum atau puasa
orang-orang awam adalah sekedar mengerjakan puasa menurut tata cara yang diatur
dalam hukum syariat. Seseorang makan sahur dan berniat untuk puasa pada hari
itu, lalu menahan diri dari makan, minum dan melakukan hubungan badan dengan
suami atau istrinya sejak dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.
Jika hal itu telah dikerjakan, maka secara hukum syariat ia telah melaksanakan
kewajiban puasa Ramadhan. Puasanya telah sah secara dzahir dari segi ilmu
fikih.
Kedua, Puasa khusus adalah menahan pendengaran,
penglihatan, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari
perbuatan-perbuatan dosa. Tingkatan puasa ini lebih tinggi dari tingkatan puasa
sebelumnya. Selain menahan diri dari makan, minum dan melakukan hubungan suami
istri, tingkatan ini menuntut orang yang berpuasa untuk menahan seluruh anggota
badannya dari dosa-dosa, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Tingkatan ini
menuntut baik dzahir maupun batin untuk senantiasa berhati-hati dan waspada. Tingkatan
puasa ini adalah tingkatan orang-orang shalih.
Ketiga, Puasa sangat khusus adalah berpuasanya hati
dari keinginan-keinginan yang rendah dan pikiran-pikiran duniawi serta menahan
hati dari segala tujuan selain Allah secara totalitas. Tingkatan ini adalah
tingkatan puasa yang paling tinggi, sehingga paling berat dan paling sulit
dicapai. Selain menahan diri dari makan, minum dan berhubungan, serta menahan
seluruh anggota badan dari perbuatan maksiat, tingkatan ini menuntut hati dan
pikiran orang yang puasa untuk selalu fokus pada akhirat, memikirkan hal-hal
yang mulia dan memurnikan semua tujuan untuk Allah semata.
Puasanya
hati dan pikiran, itulah hakekat dari puasa sangat khusus. Puasanya hati dan
pikiran dianggap batal ketika ia memikirkan hal-hal selain Allah, hari akhirat
dan berfikir tentang (keinginan-keinginan) dunia, kecuali perkara dunia yang
membantu urusan akhirat. Inilah puasa para nabi, shiddiqin dan muqarrabin. Semoga
kita termasuk golongan yang kedua atau bahkan bisa sampai pada golongan yang
ketiga, amin..
Memuji
dengan mengucap Alhamdulillah, sebagai rasa syukur atas segala nikmatnya yang
sangat banyak dan luas, dan shalawat serta salam senantiasa semoga terus
mengalir kepada baginda Rasulillah Muhammad Ibn Abdillah SAW.
Para pembaca
yang budiman, dalam menghadapi bulan suci ramadhan BMT NU tetap melayani
anggota sebagaimana biasa hal ini sebagai upaya meningkatkan kualitas ekonomi,
dan menambah pahala di bulan suci, namun khusus di bulan Puasa ini waktu
pelayanan BMT NU berubah, yaitu mulai 07:30 sampai 15:00, kami mohon maaf, dan
agar dimaklumi adanya. (Buletin Bulanan Attabayyun)
0 komentar
KAMI MENGABDI TANPA BATAS MELAYANI DENGAN IKHLAS
PRINSIP KERJA KAMI: JUJUR. GIAT. IKHLAS