HIKMAH KISAH NABI ADAM & HAWA
Oktober 31, 2018
Jauh Sebelum ilmu sains dan kedokteran modern menemukan tentang proses penciptaan
manusia, yang dilakukan dengan cara hubungan suami istri, al-Quran sudah menjelaskannya secara
detail. Al-Qur’an bahkan menjelaskan tentang penciptaan Nabi Adam yang tanpa ayah dan ibu,
kemudian penciptaan Siti Hawa, Lalu penciptaan Nabi Isa yang tanpa ayah.
Pada awal mula Allah akan menciptakan Nabi Adam, Allah memberitahu tentang keinginanNya
untuk menciptakan khalifah di muka bumi, yaitu akan menciptakan Manusia. Namun Malaikat merasa
keberatan dan khawatir bahwa apabila manusia diciptakan hanya akan merusak dan menghancurkan
dunia, namun Allah menjawab kepada mereka, dalam firmannya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui" (Q.S. Al-Baqarah: 30).
Nabi adam merupakan manusia pertama dan bapak dari semua manusia (Abul Basyar) secara
biologis yang ada di atas muka bumi ini. Dan Allah menciptakan Nabi Adam dari tanah. Maka dari itu
sesuai dengan karakter Tanah, Di antara manusia ada yang berkulit putih, merah, hitam dan perpaduan
antara warna-warna tersebut. Diantara meraka ada yang bersifat lembut dan kasar serta perpaduan
antara keduanya serta di antara mereka ada yang baik dan jahat. "Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk".
(QS. Al Hijr : 26).
Asal muasal Manusia dari tanah sebagai simbol dari kerendahan dan kenistaan, sedangkan Ruh
yang ditiupkan sebagai simbol kesucian tertinggi, dalam artian bahwa manusia memiliki sifat ganda,
terdiri atas unsur material (kasar/Jasmani) dan unsur Spiritual (Halus/Ruhani).
Setelah Nabi Adam diciptakan dalam bentuk manusia yang berasal dari tanah, kemudian
ditiupkanlah ruh ke dalam dirinya sehingga nabi Adam hidup, dan Allah mengajarkan kepada nabi Adam
nama-nama benda, sebagaimana firman Allah : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! ,
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” , Allah
berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan
kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang
kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan” (Q.S. Al-Baqarah: 31-33).
Setelah Allah menunjukkan kelebihan Nabi Adam dihadapan para Malaikat kemudian Allah
memerintahkan semua Malaikat dan penduduk Surga untuk bersujud kepada Nabi Adam, dan
bersujudlah semua Malaikat kecuali Iblis. Iblis tidak ingin sujud kepada nabi Adam karena dia
beranggapan lebih mulia dari nabi adam. Baginya yang diciptakan dari api derajatnya lebih tinggi dari
manusia yang diciptakan dari tanah, dan inilah awal mula permusuhan Iblis terhadap Bani Adam. (Q.S.
Al-Baqarah: 34).
Sujud yang dimaksudkan pada ayat di atas adalah bentuk penghormatan dan pemuliaan, bukan
seperti sujud dalam shalat. Karena sujud yang seperti dalam shalat merupakan hak Allah yang tidak
boleh diberikan kepada selain Allah.
Untuk melengkapi kebahagian Nabi Adam Alaihissallam , Allah SWT. menciptakan Hawa yang
diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam untuk menemaninya di dalam surga, keduanya diperbolehkan
untuk menikmati semua kenikmatan di dalam surga, kecuali memakan satu jenis buah. Hawa diciptakan
dari tulang rusuk Nabi adam ketika Nabi adam sedang dalam tidurnya. Hal ini agar Nabi Adam tidak
merasakan kesakitan disaat tulang rusuknya diambil. Seorang laki-laki jika dia kesakitan, maka dia akan
membenci. Sebaliknya wanita, saat dia kesakitan, maka semakin bertambah sayang dan cintanya,,
Seandainya Hawa diciptakan dari Adam saat Adam terjaga, pastilah Adam akan merasakan sakit
keluarnya Hawa dari sulbinya, hingga dia membenci Hawa. Akan tetapi Hawa diciptakan dari Adam saat
dia tertidur, agar Adam tidak merasakan sakit dan tidak membenci Hawa. Hal ini Berbeda dengan
seorang wanita. Wanita akan melahirkan dalam keadaan terjaga, melihat kematian dihadapannya
karena proses melahirkan itu, namun dia akan semakin sayang dan cinta kepada anak yang dilahirkan
bahkan ia rela menebusnya dengan kehidupannya.
Ketika Hawa hendak diciptakan, malaikat bertanya-tanya, mengapa begitu lama Hawa diciptakan,
tidak secepat penciptaan Adam. Malaikat tidak merasa dan tidak bisa memandang bahwa Hawa dicipta
dengan keindahan yang sangat detail, tangannya punya kekuatan luar biasa, mampu menjaga banyak
anak pada saat bersamaan, punya kelembutan yang mampu menyembuhkan sakit hati dan kerisauan.
Dia dicipta dari tulang rusuk yang bengkok dekat dengan hati, sebagai petanda bahwa hidupnya lebih
didominasi perasaan halusnya, posturnya yang tampak anggun gemulai seakan energinya akan rapuh
dan habis beraktifitas 18 jam, tidaklah seperti wajahnya yang kusut karena banyak menguras emosi dan
energi, hatinya memiliki ketegaran, pundaknya cukup kuat untuk menopang dunia, namun cukup lembut
untuk memberikan kenyamanan.
Air matanya adalah salah satu caranya untuk menunjukkan kegembiraan, kerisauan, cinta,
kesepian, penderitaan, kebanggaan, bisa memikat laki-laki dengan kekuatan pesonanya, lebih hebat
dari lelaki dalam mengatasi beban, menyimpan kebahagiaan, mampu tersenyum saat hatinya menjerit
kesedihan, menyanyi saat hatinya menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa ketika ketakutan,
berkorban demi anaknya, menangis saat anaknya sukses, bahagia saat mendengar kebahagiaan,
bersedih saat mendengar kematian, ia memiliki kekuatan dari dalam tubuhnya untuk melahirkan anak,
memiliki kekerasan sehingga tetap tegar untuk mengasuh keluarganya dalam penderitaan dan kelelahan
tanpa mengeluh.
Memiliki kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya
bersikap sangat menyakiti hatinya, memiliki kekuatan untuk menyokong suaminya dalam kegagalannya
dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya, dan satu kelemahannya, dia
kadang lupa bahwa betapa sangat berharganya dirinya itu. (BULETIN TABAYYUN BMT NU JATIM)
manusia, yang dilakukan dengan cara hubungan suami istri, al-Quran sudah menjelaskannya secara
detail. Al-Qur’an bahkan menjelaskan tentang penciptaan Nabi Adam yang tanpa ayah dan ibu,
kemudian penciptaan Siti Hawa, Lalu penciptaan Nabi Isa yang tanpa ayah.
Pada awal mula Allah akan menciptakan Nabi Adam, Allah memberitahu tentang keinginanNya
untuk menciptakan khalifah di muka bumi, yaitu akan menciptakan Manusia. Namun Malaikat merasa
keberatan dan khawatir bahwa apabila manusia diciptakan hanya akan merusak dan menghancurkan
dunia, namun Allah menjawab kepada mereka, dalam firmannya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui" (Q.S. Al-Baqarah: 30).
Nabi adam merupakan manusia pertama dan bapak dari semua manusia (Abul Basyar) secara
biologis yang ada di atas muka bumi ini. Dan Allah menciptakan Nabi Adam dari tanah. Maka dari itu
sesuai dengan karakter Tanah, Di antara manusia ada yang berkulit putih, merah, hitam dan perpaduan
antara warna-warna tersebut. Diantara meraka ada yang bersifat lembut dan kasar serta perpaduan
antara keduanya serta di antara mereka ada yang baik dan jahat. "Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk".
(QS. Al Hijr : 26).
Asal muasal Manusia dari tanah sebagai simbol dari kerendahan dan kenistaan, sedangkan Ruh
yang ditiupkan sebagai simbol kesucian tertinggi, dalam artian bahwa manusia memiliki sifat ganda,
terdiri atas unsur material (kasar/Jasmani) dan unsur Spiritual (Halus/Ruhani).
Setelah Nabi Adam diciptakan dalam bentuk manusia yang berasal dari tanah, kemudian
ditiupkanlah ruh ke dalam dirinya sehingga nabi Adam hidup, dan Allah mengajarkan kepada nabi Adam
nama-nama benda, sebagaimana firman Allah : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! ,
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” , Allah
berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan
kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang
kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan” (Q.S. Al-Baqarah: 31-33).
Setelah Allah menunjukkan kelebihan Nabi Adam dihadapan para Malaikat kemudian Allah
memerintahkan semua Malaikat dan penduduk Surga untuk bersujud kepada Nabi Adam, dan
bersujudlah semua Malaikat kecuali Iblis. Iblis tidak ingin sujud kepada nabi Adam karena dia
beranggapan lebih mulia dari nabi adam. Baginya yang diciptakan dari api derajatnya lebih tinggi dari
manusia yang diciptakan dari tanah, dan inilah awal mula permusuhan Iblis terhadap Bani Adam. (Q.S.
Al-Baqarah: 34).
Sujud yang dimaksudkan pada ayat di atas adalah bentuk penghormatan dan pemuliaan, bukan
seperti sujud dalam shalat. Karena sujud yang seperti dalam shalat merupakan hak Allah yang tidak
boleh diberikan kepada selain Allah.
Untuk melengkapi kebahagian Nabi Adam Alaihissallam , Allah SWT. menciptakan Hawa yang
diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam untuk menemaninya di dalam surga, keduanya diperbolehkan
untuk menikmati semua kenikmatan di dalam surga, kecuali memakan satu jenis buah. Hawa diciptakan
dari tulang rusuk Nabi adam ketika Nabi adam sedang dalam tidurnya. Hal ini agar Nabi Adam tidak
merasakan kesakitan disaat tulang rusuknya diambil. Seorang laki-laki jika dia kesakitan, maka dia akan
membenci. Sebaliknya wanita, saat dia kesakitan, maka semakin bertambah sayang dan cintanya,,
Seandainya Hawa diciptakan dari Adam saat Adam terjaga, pastilah Adam akan merasakan sakit
keluarnya Hawa dari sulbinya, hingga dia membenci Hawa. Akan tetapi Hawa diciptakan dari Adam saat
dia tertidur, agar Adam tidak merasakan sakit dan tidak membenci Hawa. Hal ini Berbeda dengan
seorang wanita. Wanita akan melahirkan dalam keadaan terjaga, melihat kematian dihadapannya
karena proses melahirkan itu, namun dia akan semakin sayang dan cinta kepada anak yang dilahirkan
bahkan ia rela menebusnya dengan kehidupannya.
Ketika Hawa hendak diciptakan, malaikat bertanya-tanya, mengapa begitu lama Hawa diciptakan,
tidak secepat penciptaan Adam. Malaikat tidak merasa dan tidak bisa memandang bahwa Hawa dicipta
dengan keindahan yang sangat detail, tangannya punya kekuatan luar biasa, mampu menjaga banyak
anak pada saat bersamaan, punya kelembutan yang mampu menyembuhkan sakit hati dan kerisauan.
Dia dicipta dari tulang rusuk yang bengkok dekat dengan hati, sebagai petanda bahwa hidupnya lebih
didominasi perasaan halusnya, posturnya yang tampak anggun gemulai seakan energinya akan rapuh
dan habis beraktifitas 18 jam, tidaklah seperti wajahnya yang kusut karena banyak menguras emosi dan
energi, hatinya memiliki ketegaran, pundaknya cukup kuat untuk menopang dunia, namun cukup lembut
untuk memberikan kenyamanan.
Air matanya adalah salah satu caranya untuk menunjukkan kegembiraan, kerisauan, cinta,
kesepian, penderitaan, kebanggaan, bisa memikat laki-laki dengan kekuatan pesonanya, lebih hebat
dari lelaki dalam mengatasi beban, menyimpan kebahagiaan, mampu tersenyum saat hatinya menjerit
kesedihan, menyanyi saat hatinya menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa ketika ketakutan,
berkorban demi anaknya, menangis saat anaknya sukses, bahagia saat mendengar kebahagiaan,
bersedih saat mendengar kematian, ia memiliki kekuatan dari dalam tubuhnya untuk melahirkan anak,
memiliki kekerasan sehingga tetap tegar untuk mengasuh keluarganya dalam penderitaan dan kelelahan
tanpa mengeluh.
Memiliki kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya
bersikap sangat menyakiti hatinya, memiliki kekuatan untuk menyokong suaminya dalam kegagalannya
dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya, dan satu kelemahannya, dia
kadang lupa bahwa betapa sangat berharganya dirinya itu. (BULETIN TABAYYUN BMT NU JATIM)
0 komentar
KAMI MENGABDI TANPA BATAS MELAYANI DENGAN IKHLAS
PRINSIP KERJA KAMI: JUJUR. GIAT. IKHLAS