BMT NU SELAMATKAN UKM DARI RENTENER
Juli 07, 2017
BMT MWC NU GAPURA SUMENEP SELAMATKAN
1.031 UKM DARI RENTENER
Oleh : Masyudi ( Manager BMT NU Gapura )
Berdirinya NU pada tahun 1926 salah satunya adalah didasari oleh semangat mengembangkan ekonomi kerakyatan. Hal ini dapat terlihat sebelum secara formal NU berdiri, terlebih dahulu ada kelompok yang bernama nahdlatut tujar (‘kebangkitan ekonomi’). Hal ini tidak lepas dari keinginan untuk mengembangkan perekonomian, agar umat Islam, khususnya warga NU, terlepas dari kemiskinan. Karena Warga Nahdliyin mayoritas dari mereka berada digaris kemiskinan.
Ironisnya, Pada usianya yang ke-84, NU masih seringkali melupakan ekonomi warganya dan masih belum terbebas dari godaan politik praktis. Secara kasat mata NU telah terlibat dalam politik praktis, bukan politik kebangsaan sebagaimana diamanatkan dalam Khitah 1926 dan ditegaskan kembali dalam Muktamar 1984. Hal tersebut bukanlah tanpa sebab, melainkan akibat dari ketidak mandirian NU sebagai kelompok masyarakat sipil. Seolah-olah ada kaidah yang mengatakan, jika tidak bermain mata dengan kekuasaan, NU akan terpuruk dalam lumpur kegagalan. Padahal untuk meningkatkan kemandirian NU dapat dilakukan dengan jalan yang lebih terhormat salah satunya melalui Gerakan ekonomi Kerakyatan yang diyakini mampu mengantarkan NU secara kelembagaan menyentuh wilayah kemandirian serta kesejahteraan warganya.
Adalah Umat Islam ( baca ; warga Nahdliyin ) yang selama ini mayoritas dari mereka berada digaris kemiskinan. Mereka memang tumbuh, tapi kerap layu hingga sukar berkembang. Kita tak akan paham dengan lakon mereka yang mungkin cuma indah dilantunkan di pentas sinetron. Kita juga tak bisa menuansai getar jiwa mereka yang terkoyak. Sementara rentenir dan tengkulak diam-diam telah melumat mereka.
Ya Rasullullah SAW, malu kami mendengar pesanmu, "Bisakah kita tidur nyenyak, sementara tetangga disebelah tengah kelaparan?"
Ummat Umat Islam di banyak daerah mempunyai potensi yang sangat besar dalam bidang ekonomi. Tetapi mengapa kita masih berada di "pinggiran" peta perekonomian bangsa ini? Salah satu penyebabnya adalah belum adanya kesadaran bersama untuk melakukan gerakan secara berjama'ah ( bersama-sama) untuk memaksimalkan potensi Umat Islam yang besar itu. Untuk itulah pendirian lembaga keuangan syari'ah, antara lain ; Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) menjadi sangat urgen untuk bersama-sama meningkatkan kualitas ummat melalui jalur ekonomi dan sosial yang dikelola bardasarkan syariah Islam.
Memperhatikan keadaan di atas, maka Lembaga Perekonomian MWC NU Kec. Gapura Kab. Sumenep merasa terpanggil untuk mewujudkan sebuah idealisme dan keinginan yang luhur dalam bentuk “ Program Penguatan Ekonomi Kerakyatan untuk Kesejahteraan Masyarakat “ . Sudah barang tentu keninginan tersebut diperlukan adanya upaya secara konkret, sistematis, dan terpaduguna mengatasi berbagai masalah ekonomi warga nahdliyin.
Serangkaian upaya telah dilakukan oleh MWC NU Gapura, diawali dengan pelatihan kewirausahaan ( 08-10 April 2003), Bincang Bersama Alumni Pelatihan guna merumuskan Model Penguatan Ekonomi Kerakyatan ( 13 Juni 2003 ), Temu Usaha (21 Nop. 2003), Lokakarya Tanaman Alternatif selain Tembakau (13 Mei 2004 ) dan Lokakarya Perencanaan Pembentukan BUMNU ( Badan Usaha Milik NU ) .
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut akhirnya ditemukan bahwa akar persoalan yang perlu pertama kali dientaskan adalah penguatan modal bagi usaha warga nahdliyin yang selama ini kurang mendapatkan akses permodalan dan dikuasai oleh para pemodal besar atau praktek rentener yang cenderung mencekik usaha mereka. Guna menjawab persaolan tersebut, akhirnya pada tanggal 01 Juni 2004 Pengurus MWC NU Kec. Gapura Kab. Sumenep menyepakati untuk mendirikan sebuah Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah ( KJKS) Baitul Maal wa Tamwil Nuansa Umat yang disingkat dengan sebutan BMT NU.
Pada awal berdirinya, BMT NU Gapura hanya memiliki modal sebesar Rp. 400.000,- ( Empat Ratus Ribu Rupiah ) dan kini per tanggal 15 Nopember 2010 telah memiliki asset selain gedung dan tanah sebesar Rp. 2,9 Milyar dengan jumlah anggota dan nasabah pada awal berdirinya hanya 21 orang dan kini telah mencapai 1.987 orang yang mencakup dari 7 wilayah kecamatan di Kab. Sumenep.
Dalam prakteknya, BMT NU gapura benar – benar melaksanakan pola syari'ah yang murni sesuai dengan prinsip ahlus sunnah wal jamaah, misalnya dalam pembiayan Mudlarabah benar – benar menggunakan bagi hasil dari laba keuntungan usaha debitur yang riil, bukan bagi hasil dengan menggunakan asumsi perkiraan pendapatan maupun perkiraan laba usaha. Bahkan untuk usaha yang tidak mungkin dilakukan dengan akad mudlarabah, BMT NU Gapura menerapkan pembiayaan dengan akad Al-Qardlul Hasan, sebuah pembiayaan dengan jasa pinjaman seihlasnya atau sesuai dengan kemampuan dan kerelaan debitur dalam memberikan jasa pinjaman dengan plafond pembiayaan maksimal sebesar Rp. 50.000.000,- ( Lima puluh juta rupiah )
Bahkan dengan akad pembiayaan Al-Qardlul hasan inilah, BMT NU Gapura telah mampu menyelamatkan 1.031 orang PKL ( Pedagang Kali Lima ) dari cekikan para rentenir. Pada awalnya, PKL tersebut terlilit pinjaman kepada para rentenir dengan cara mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 100.000,- dan setelah dipotong biaya Administrasi pinjaman, uang yang diterima oleh PKL hanya sebesar Rp. 96.000 dengan angsuran per hari Rp. 5.000,-. Dengan praktek rentenir tersebut berarti PKL telah membayar uang pinjaman tersebut sebesar Rp. 150.000,- dengan pinjaman Rp. 96.000 yang berarti bunganya 54,1 % per bulan. Sedangkan Pinjaman dari BMT NU dengan pinjaman 100.000 tanpa adanya potongan biaya administrasi dan begitu lunas pinjamannya sebesar Rp. 100.000,- mereka hanya dianjurkan memberikan jasa pinjaman seihlasnya atau sesuai dengan kemampuan dan kerelaan PKL dalam memberikan jasa pinjaman. Dengan praktek BMT NU Gapura dalam melayani PKL tersebut, berarti telah mampu menyelamatkan dan mengangkis PKL dalam lilitan praktek rentener yang mencekik usaha PKL tersebut. Kini Jumlah PKL yang telah diselamatkan oleh BMT NU gapura sudah mencapai 1.031 PKL.
Mengapa BMT NU Gapura dapat berkembang dengan pesat? Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan, antara lain di samping system yang dipakai murni pola syariah, juga pengguna jasa tabungan maupun pembiayaan adalah mayoritas para UKM , sehingga kehadiran lembaga ini sangat menguntungkan warga nahdliyyin yang memerlukan modal usaha yang bebas dari unsur riba, di tengah-tengah maraknya bank harian (pinjaman keliling tanpa jaminan dengan bunga yang cukup tinggi).
Disamping itu, para pengelola telah mampu meyakinkan warga NU bahwa dana yang mereka tabung aman dan menentramkan karena benar – benar dikelola dengan amanah, professional dan bebas dari praktik bunga/riba yang diharamkan. Sehingga sejak tahun 2007 BMT NU Gapura benar- benar mendapatkan kepercayaan dari warga NU sebagai satu-satunya Lembaga Keuangan milik MWC NU Gapura yang bonafide dan marketable. Dan yang yang lebih penting adalah, berdirinya BMT NU Gapura ini telah memberikan keuntungan ganda yakni membantu keuangan warga nahdliyyin untuk memperkuat modal dan sangat bermanfaat bagi kebesaran organisasi warisan para ulama di bawah payung Nahdlatul Ulama. Setidaknya, kehadiran BMT NU Gapura telah membuat organisasi tidak lagi mengalami banyak kesulitan di bidang pendanaan. Tidak hanya itu, setiap bulan BMT NU Gapura telah menyisihkan sebesar 10 % dari Laba Usahanya untuk dana Program MWC NU Gapura beserta Banomnya serta telah mampu menyumbang sebeasar Rp. 70 juta untuk Pembangunan Auditorium MWC NU Gapura. Kontribusi kepada Nahdlatul Ulama secara rutin telah memacu semangat warga nahdlyyin untuk berbondong - bondong menjadi nasabah BMT NU Gapura.
Manfaat kehadiran BMT NU Gapura tidak hanya dirasakan oleh MWC NU Gapura dengan Kontribusi laba usahanya untuk dan aoperasional dan Dana Program, akan tetapi juga dirasakan oleh Lembaga Pendidikan. Setidaknya hal ini dapat dilihat dari serangkaian kegiatan Bantuan beasiswa dan Bantuan Sarana Pembelajaran dari BMT NU Gapura yang dilakukan setiap tahun. Pada tahun 2008 Memberikan Bantuan Buku kepada seluruh sisiwa dari 31 Lembaga pendidikan, Tahun 2009 memberikan Beasiswa kepada 169 Bintang Pelajar dari 47 Lembaga pendidikan dan tahun 2010 memberikan bantuan haidiah kepada para Pemenang lomba yang dilaksanakan oleh 13 lembaga pendidikan.
Sukses Pengalaman NU dalam mengembangkan ekonomi warganya tersebut diatas, dapat kita simpulkan bahwa perjuangan dibidang ekonomi benar – benar sangat urgen untuk kita kembangkan secara bersama – sama sebagai sebuah gerakan berjamaah dalam upaya menyelematkan umat NU dari jeratan rentener dan mengangkat perekonomian mereka menuju terciptanya kesejahteraan umat yang mardhatillah. Dengan demikian lahan perjuangan Nahdlatul ulama tidak hanya berkutat pada bidang social keagamaan akan tetapi juga merambah wilayah social ekonomi.
Semoga Warga NU selamat dari Sabda nabi Kaada al - faqru an yakuuna kufron “ hampir saja orang Fakir menjadi Kafir â€, ataupun ungkapan Sayyidina Ali Bahwa dua musuh besar yang paling ditakuti adalah Kemiskinan dan Kebodohan.
Saatnya warga NU berdaya dan menjadi leader perekonomian bukan menjadi budak didaerahnya sendiri, sementara orang lain menjadi majikan, naudzu billahi min dzalik. Semoga Bermanfaat. Amien.
0 komentar
KAMI MENGABDI TANPA BATAS MELAYANI DENGAN IKHLAS
PRINSIP KERJA KAMI: JUJUR. GIAT. IKHLAS